Hallo Assalamualaikum Sahabat PandaiBelajar! Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Kondisi Awal Indonesia Merdeka. Ada juga materi yang akan dibahas dan diberikan kali ini adalah Kondisi Sosial Pada Awal Kemerdekaan Indonesia, Kondisi Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan Indonesia, dan Kondisi Politik Pada Awal Kemerdekaan Indonesia. Langsung saja kita menuju ke pembahasan di bawah ini! Semoga Bermanfaat!
Uang ORI |
Kondisi Awal Indonesia Merdeka
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 bukanlah merupakan sebuah titik akhir dari perjuangan bangsa Indonesia dari belenggu mengerikan para penjajah keji tanah ini. Belanda yang terkasihi dengan segala nikmat kekayaan di negeri ini tidak rela mengakui kemerdekaan Indonesia. Sekutu mereka telah penuh dengan kepuasan yang tak ada batas setelah memenangkan Perang Dunia II, mereka berhasrat tinggi dengan lancang merasa memiliki hak atas nasib bangsa Indonesia. Pada saat kesempatan ada terbuka, Belanda masuk dengan berbagai upaya untuk kembali menguasai Indonesia dengan menacapkan teguh paham kolonialisme dan imperialisme andalannya. Indonesia ibarat bayi baru lahir terbujur lemah, kondisi sosial ekonomi dan politiik Indonesia masih sangat lemah dan rawan intimidasi, tetapi mereka yakin bahwa kita semua adalah bangsa yang besar yang kelak akan diakui dunia karena mereka meyakini bahwa Merdeka adalah harga mati. Kepandaian serta kematangan bangsa asing berusa mengelabuhi bangsa kita yang masih lemah. Semua hal yang coba dilakukan oleh para penjajah keji selalu dihadang dan ditentang oleh para pejuang kala itu dengan berbagai cara. Pertempuran yang menelan ribuan jiwa merupakan hal bisa terjadi pada masa itu. Mereka rela mengorbankan segalanya demi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keadaan politik di Indonesia pada masa itu belum begitu mapan. Kekacauan, ketegangan, dan juga berbagai insiden baik besar maupun kecil kerap terjadi. Hal dikarenakan masih ada kekuatan asing yang tidak rela Indonesia merdeka dan khawatir akan perkembangan bangsa yang menjadi kekuatan besar di dunia. Pada saat itu rakyat Indonesia masih harus bentrok dengan perlawanan penuh untuk mengusir kekuatan Jepang yang masih tersisa. Di samping menghadapi kekuatan Jepang yang masih ada, bangsa Indonesia juga harus berhadapan dengan tentara Inggris atas nama Sekutu, dan juga NICA (Belanda) yang berhasil datang kembali ke Indonesia dengan membonceng Sekutu dengan strategi licik dan alasan-alasan yang tidak masuk akal. Pemerintahan memang telah terbentuk, beberapa alat kelengkapan negara juga sudah tersedia dengan baik, tetapi karena baru awal kemerdekaan tentu masih banyak kekurangan dan kekacauan di dalam negeri sendiri. Pada saat itu PPKI yang keanggotaannya sudah disempurnakan berhasil mengadakan sidang untuk mengesahkan UUD dan memilih Presiden-Wakil Presiden. Bahkan untuk antisipasi pemberontakan dan menjaga keamanan negara juga telah dibentuk TNI.
Kondisi perekonomian negara masih sangat memprihatinkan bahkan dapat dikatakan juga buruk, sehingga terjadi inflasi yang cukup berat. Hal ini dipicu karena peredaran mata uang rupiah Jepang yang liar dan tak terkendali, sementara nilai tukarnya sangatlah rendah. Permerintah RI sendiri tidak bisa melarang beredarnya mata uang tersebut di Indonesia, mengingat pada saat itu Indonesia sendiri belum memiliki mata uang yang sah. Sementara kas pemerintah kosong, maka berlaku tiga jenis mata uang yaitu, De Javaesche Bank, uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang rupiah dari Jepang. Bahkan setelah NICA berhasil datang ke Indonesia juga memberlakukan mata uang tersendiri yaitu mata uang NICA. Kondisi perekonomian ini semakin buruk karena adanya blokade licik yang dilakukan oleh Belanda (NICA). Belanda juga terus memberi tekanan, teror, dan ancaman berarti terhadap pemerintah Indonesia. Inilah yang menyebabkan Jakarta semakin carut marut, sehingga pada tanggal 4 Januari 1946 Ibu Kota RI dipindahkan ke Yogyakarta. Pada tanggal 1 Oktober 1946, Indonesia mengeluarkan dan meresmikan uang RI yang disebut ORI, dan pada saat itu uang NICA dinyatakan sebagai alat tukar yang tidak sah.
Struktur kehidupan masyarakat Indonesia pada saat itu mulai mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, tidak ada lagi diskriminasi. Semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai arga negara. Sementara dalam hal pendidikan, pemerintah mulai gencar menyelenggarakan pendidikan untuk generasi penerus bangsa yang diselaraskan dengan alam dan suasana kemerdekaan. Pada saat itu Menteri Pendidikan dan Pengajaran juga sudah dilantik.