Hai sahabat PandaiBelajar! Assalamualaikum. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Proses Menyusun dan Menganalisi Naskah Drama Teater. Dalam pembahasan kali ini yang berjudul Menyusun dan Menganalisis Naskah Drama Teater, ada beberapa bagian yang dibahas yaitu, Menyusun Naskah Drama dan Menganalisis Naskah Drama. Langsung saja menuju pembahasan di bawah ini!
MENYUSUN DAN MENGANALISI NASKAH DRAMA
A. Menyusun Naskah Drama
Naskah atau lakon untuk drama dibuat atau disusun oleh seorang penulis naskah yang disebut dengan sastrawan. Penamaan sastrawan adalah julukan yang disematkan kepada seniman utama, karena dengan karya sastranya dapat mengilhami atau menginspirasi para insan dalam bidang seni teater untuk mewujudkan sebuah karya pertunjukan yang indah, dalam hal ini yaitu suatu karya seni teater. Para sastrawan membuat naskah atau lakon drama dengan maksud untuk dipentaskan dalam pertunjukan seni teater. Oleh karena itu, dalam prosesnya ada juga penulis naskah yang dirinya merangkap sebagai sutradara, sebab penulis tersebut atau sastrawan tersebut lebih tahu menahu tentang maksud isi dari naskah atau lakon yang ditulisnya. Ada juga penulis naskah yang hanya mampu dan bagus dalam hal menciptakan suatu naskah untuk pementasan, tetapi kurang bagus untuk menyutradarainya dalam bentuk pertunjukan. Dengan begitu, banyak penulis naskah yang memasrahkan atau menyerahkan karya-karyanya untuk dipentaskan dalam pertunjukan seni teater kepada calon-calon sutradara. Sebaliknya, banyak dramawan yang dirinya hebat sebagai sutradara, tetapi tidak dapat membuat naskah drama. Antara penulis naskah dengan sutradara teater memiliki suatu hubungan erat yaitu hubungan timbal-balik. Antara kedua insan tersebut dapat saling menguntungkan satu sama lain. Penulis naskah atau sastrawan terkenal karena karyanya dipentaskan dan ditonton oleh masyarakat sasarannya. Sebaliknya, sutradara juga otomatis terangkat namanya dan terkenal dengan suatu karya pertunjukannya.
Di dalam naskah sebuah drama terdapat gagasan-gagasan utuh dari seorang pengarang tentang pengalaman batinnya yang ingin disampaikan kepada penonton yang akan menyaksikan pementasan tersebut. Gagasan dari pengarang atau dapat juga disebut ide dari pengarang apabila dirinci terdiri dari suatu kesatuan kecil yaitu, nilai-nilai kehidupan yang dialami pengarang sendiri yang ingin dikomunikasikan kepada masyarakat melalui pementasan tersebut. Nilai-nilai kehidupan yang dismpaikan pengarang tersebut sangat banyak, karena hal itu tidak seluruh nilai dalam kehidupan dapat disajikan dalam satu naskah yang dibuat atau disusunnya, akan tetapi hanya beberapa nilai saja yang bisa termuat dalam suatu naskah. Seperangkat nilai itu bersatu menjadi sebuah kesatuan gagasan atau ide pengarang. Gagasan-gagasan atau ide-ide tadi bersatu dan menghasilkan sebuah tema. Dalam sebuah naskah atau lakon dapat terdiri dari beberapa tema, tetapi ada juga lakon yang hanya memiliki satu tema saja, misalnya fragmen atau sajian drama yang ceritanya merupakan suatu penggalan dari cerita utuh.
Di dalam sebuah naskah drama ada tokoh-tokoh cerita atau peran-peran yang menghidupkan naskah itu sendiri. Tokoh-tokoh cerita tersebut jika dikelompokan yaitu menjadi, sebagai berikut.
- Peran utama atau disebut protagonis.
- Peran lawan yaitu antagonis.
- Peran ketiga yang mendukung protagonis atau antagonis yaitu disebut tritagonis.
- Peran pembantu atau peran pendukung.
Selain terdapat tema, ide, nilai serta tokoh-tokoh cerita, di dalam sebuah naskah juga terdapat struktur dramatik. Struktur dramatik tersebut terdiri dari, suatu bagian pertama yang merupakan sebuah pemaparan atau eksposisi, bagian kedua yang merupakan suatu konflikasi dalam drama, bagian ketiga yaitu konflik, bagian keempat yaitu terdapat klimaks darikonflik yang terjadi, bagian kelima yaitu anti klimaks, dan bagian terakhir adalah keputusan. Di dalam naskah terdapat jenis bahasa yang digunakan, yaitu ada bahasa yang bersifat puitis yaitu bahasa yang menggunakan bahasa puisi dan ada pula yang menggunakan bahasa sehari-hari dalam kehidupan.
B. Analisis Naskah Drama
Sastra drama adalah khayalan pengarang tentang kehidupan manusia baik pengalaman pribadi, ataupun pengalaman orang lain, atau bahkan pengalaman khayalan semata. Para penonton pertunjukan drama juga sadar bahwa yang ditontonnya hanyalah fiksi belaka, bukan realitas yang sebenarnya terjadi atau akan terjadi dikemudian hari. Namun, kadang-kadang penonton hanyut dalam jalinan cerita sehingga ikut meluapkan emosinya seperti sedih, gembira, haru, marah, dan berbagai perasaan lainnya sesuai dengan cerita yang disajikan oleh suatu pementasan drama atau teater. Maka di situlah sebuah keunikan karya sastra drama.
Hal-hal yang perlu kamu perhatikan manakala akan membuat naskah.
- Pertama, yang harus diperhatikan adalah struktur cerita dalam sebuah naskah. Adegan mana yang akan disimpan di bagian permulaan atau diawal serta adegan mana yang akan disimpan pada bagian akhir dalam cerita di sebuah naskah drama. Hal ini harus dipertimbangkan demi terwujudnya sebuah struktur dramatik yang baik dan menarik.
- Kedua, yang harus diperhatikan selanjutnya adalah karakter, yaitu perwatakan yang terdapat dalam tokoh-tokoh sebuah cerita yang dibuat. Apakah akan menghadirkan tokoh jahat dengan perangai yang buruk atau juga bisa sebaliknya dilakukan. Selain dari itu, berapa tokoh yang terdapat dalam cerita atau naskah yang akan dibuat atau disajikan. Apakah dalam naskah yang telah dibuat itu hanya ada satu tokoh, sehingga dimainkan oleh satu orang, atau beberapa tokoh sehingga memerlukan beberapa orang pemain dalam pementasannya nanti. Di samping hal itu, berapa babak drama yang akan dibuat atau disusun. Apakah hanya satu babak yang terdiri dari beberapa adegan? Atau lebih dari satu babak yang sudah tentu harus disesuaikan dengan kemampuan kerja dari sebuah tim pementasan. Terlalu banyak babak otomatis akan menyita waktu lebih lama serta tenaga yang lebih banyak juga. Pertunjukan yang terlalu panjang akan membuat penonton merasa bosan. Selain itu pula, para penonton juga belum tentu siap untuk tetap bertahan mengikuti jalannya pertunjukan sampai pertunjukan tersebut selesai.
- Ketiga, yang harus diperhatikan adalah diksi atau bahasa di dalam sebuah naskah drama. Diksi yang dimaksud di sini adalah bahasa verbal atau bahasa kata-kata yang diucapkan oleh pemain sebagai salah satu bahasa ungkapan dalam drama tersebut. Apakah akan membuat naskah dengan bahasa puisi? Atau dengan bahasa sehari-hari dalam kehidupan seperti yang digunakan sehari-hari. Dalam bahasa drama sebenarnya tidak terbatas pada bahasa kata per katanya, tetapi dapat juga bahasa visual atau bahasa yang dapat dilihat, bahasa gerak yang dilakukan oleh pemain, serta bahasa musik yang dimainkan oleh pemusik atau pemain aau tokoh dari pementasan drama itu sendiri. Adapun pertunjukan drama yang baik adalah pertunjukan yang memiliki keseimbangan dalam menggunakan media untuk ungkapan. Dengan demikian di samping tidak menjenuhkan bagi para penonton, juga karya drama tersebut akan terkesan lebih bervariasi.
- Keempat, yang harus diperhatikan dalam menyusun naskah drama adalah ide atau gagasan. Gagasan apa yang ingin penulis atau pengarang sampaikan kepada penonton?
- Kelima, yang harus diperhatikan dalam naskah drama adalah perlengkapan di dalam pementasan tersebut. Ada beberapa jenis perlengkapan dalam pertunjukan drama, yaitu perlengkapan yang digunakan oleh para pemain atau disebut dengan aktor dan aktris dan juga perlengkapan panggung yang biasanya disimpan di atas panggung sebagai pelengkap dalam pertunjukan drama atau biasa juga disebut dengan properti. Perlengkapan yang digunakan oleh pemain lazim disebut dengan sebutan handprop, sedangkan perlengkapan panggung lazim disebut stageprop.