Hallo! Assalamualaikum sahabat Pandai Belajar! Pada kesempatan kali ini kami akan membahas materi tentang Kronologi Terjadinya Peristiwa Sumpah Pemuda. Dalam bahasan kali ini terdapat beberapa subbagian yaitu, Gerakan Pemuda Indonesia, Kongres Pemuda I, Tokoh yang Terlibat pada Kongres Pemuda I dan II, Kongres Pemuda Pertama di Indonesia, PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia), Kongres Pemuda II, Peristiwa Sumpah Pemuda, Teks Sumpah Pemuda, dan Perkembangan Setelah Terjadimya Sumpah Pemuda. Dari pada bingung mending langsung saja kita masuk ke materi pembahasan kali ini yaaa! Bcalah dengan Seksama!
MENUJU PERISTIWA SUMPAH PEMUDA
Gerakan Pemuda
1. Kongres Pemuda I
Munculnya elit baru di kalangan kaum muda terpelajar, membuat timbul berbagai pemahaman baru dikalangan itu. Dari kemunculan elit baru di kalangan muda terpelajar tersebut terdapt hal positif yang mengawali terjadinya gerakan pemuda dan Sumpah Pemuda. Berbagai spekulasi bermunculan dan memunculkan pemahaman kebangsaan dari kaum muda terpelajar tersebut. Pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926 diselenggarakan Kongres Pemuda Pertama di Indonesia yang ditunjuk sebagai ketua adalam M Tabrani, kongres ini muncul karena spekulasi dan berbagai paham yang muncul dari kalangan pemuda yang bangkit dalam loyalitas kepulauan. suasana ini berubah pesat menjadi agak radikal dengan paham-paham kebangsaan yang terus meluas dengan cepat untuk mencapai cita-cita persatuan dan kesatuan. Tujuan terselenggaranya kongres ini adalah untuk mencapai perkumpulan pemuda yang bersatu dan tunggal, yang dibentukan suatu badan sentral dengan tujuan untuk memajukan pahampersatuan kebangsaan dan mempererat hubungan antara semua persatuan pemuda-pemuda yang ada di Indoensia dengan paham kebangsaan yang meluas.
Dari kongres tersebut muncul beberapa gagasan dari tokoh-tokoh yang terlibat pada masa itu antara lain yaitu, Soemarto dengan topik bicara tentang Gagasan Persatuan, Nona Adam yang memberikan pembicaraan dengan topik Kedudukan Kaum Wanita, Paul pinontoan dengan topik pembicaraan Tugas Agama di dalam Pergerakan Nasional, dan Muhammad Yamin yang membicarakan tentang Kemungkinan Perkembangan Bahsa-bahasa dan Kesusasteraan Indonesia di Masa Mendatang.
Keputusan yang pokok dari diselenggarakannya Kongres Pemuda I adalah mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia dengan baik. Sebagai tindak lanjut dari kongres pertama ini Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Batas, Sekar Rukun, Vereeniging voor Ambonsche Studeerenden dan Komite Kongres Pemuda I menyelenggarakan pertemuan pada 15 Agustus 1926. Akan tetapi, pertemuan itu belum membuahkan hasil yang berarti bagi peran kebangsaan, kemudian dibentuk anggaran organisasi baru yang diberi nama Jong Indonesia ataau Pemuda Indonesia, organisasi ini bertujuan untuk menanamkan cita-cita kuat dalam persatuan Indonesia.
2. Pembentukan PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia)
Pembentukan himpunan ini bertujuan untuk menghapus penjajahan yang merugikan rakyat Indonesia secara total. PPPI ini berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Himpunan ini bergerak dalam bidang sosial dan politik. Mereka menyadari bahwa tujuan persatuan ini akan tercapai apabila paham kedaerahan dihilangkan, dan himpunan ini pun berusaha memperjuangkan penghapusan hal tersebut. Hubungan anggota yang terjadi dalam himpunan ini sangat dekat dan bersifat tidak formal.
Pada 20 Februari 1927, pertemuan diberlangsungkan. Pertemuan ini membahas tentang fusi antara organisasi pemuda. Dalam pertemuan kali ini pun hasil yang di dapat belum sesuai yang diharapkan dan belum sepenuhnya maksimal. Perjuangan pemuda dari tahun 1926-1928 berlangsung sangat cepat. Untuk merapatkan barisan persatuan pemuda para ppemuda dan pelajar yang terhimpun dalam Perhimpunan Indonesia kembali ke tanah air. Selama dua tahun himpunan para pemuda ini secara rutin mengadakan pertemuan untuk membahas persatuan Indonesia. Mereka merencanakan untuk diselenggarakan Kongres Pemuda II. Untuk mempersiapkan rapat atau kongres tersebut, PPPI mengambil langkah cepat untuk membentuk kepanitian rapat pemuda yang akan diselenggarakan. Saat itu terpilihlah Soegoendo Djojopoespito dari PPPI sebagai ketua, posisi wakil ketua ditempatioleh Djoko Marsaid dari Jong Java, dan Sekretaris ditempati oleh Muh. Yamin dari Jong Sumateranen Bond.
3. Kongres Pemuda II (Sumpah Pemuda)
Pada tanggal 28 Oktober 1928, terlaksanakanlah Kongres Pemuda II yang berlokasi di gedung Indonesische Clubgebouw. Kongres tersebut dihadiri kurang lebih sekitar 1000 orang.
Sebagai Pemuda dari Jong Sumatera yang berkeinginan untuk memilih federasi dari perkumpulan-perkumpulan yang ada. Hal tersebut ditujukan agar perkumpulan bergerak lebih bebas. Akan tetapi pada saat Kongres Pemuda berlangsung Yamin berubah pikiran. Ketika itu Mr. Soenario berpidato dan memberi resolusi dari pendapt para pemmuda saat itu dan disepakati oleh seluruh anggota kongres. Isi keputusan yang diambil adalah suatu hal yang disebut dengan Teks Sumpah Pemuda:
........ Kerapatam laloe mengam kepoetoesan :
Pertama: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah yang satoe, tanah Indonesia;
Kedoea: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe, bangsa Indonesia;
Ketiga: Kami poetera dan Poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Keputusan pemuda-pemudi itu adalah yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda hingga sekarang yang mengawali kebangkitan kebangsaan Indonesia. Pada saat itu pun dikumandangkan lagu lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman dan bendera Merah Putih digunakan sebagai bendera pusaka Indonesia.
Peristiwa Sumpah Pemuda, pada 28 Oktober 1928 itu merupakan puncak dari berbagai pergerakan dan disebut dengan puncakpergerakan nasional yang diperingati setiap tahun setiap tanggal 28 bulang Oktober sebagai peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa ini. Dari upaya persatuan dan mengadakan fusi di dalam pemuda Indonesia ditindak lanjuti dengan membentuk Indonesia Muda yang otomatis membubarkan perkumpulan-perkumpulan pemuda yang terbentuk sebelumnya.
Indonesia Muda bertujuan untuk membangun dan mempertahankan kesadaran antara anak bangsa agar tercapainya Indonesia raya. Untuk mewujudkan hal itu semua pemuda-pemuda dengan giat mengembangkan sikap saling menghargai dan memelihara persatuan semua anak bangsa Indonesia, dengan mengadakan sekolah-sekolah, kegiatan sosial, dan kursus-kursus untuk memberantas buta huruf, membangun dan memajukan olah raga, dan lain-lain.
Diadakannya Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda berdampak positif dengan menyemangati perjuangan organisasi pergerakan perempuan di Indonesia. Semenjak hal itu gerakan organisasi pemuda terus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pada 31 Desember 1931, dilaksanakanlah rapat secara besar Indonesia Muda. Pada saat diselenggarakan hal itu Panji-panji Indonesia Muda berkibar untuk selamanya dengan diiringi bunyi gamelan yang ditabuh dengan merdu, setelah itu semua yang hadir menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.