Hai, Assalamualaikum sahabat Pandai Belajar! dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Perilaku Jujur yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu kami mengangkat tema yang memunculkan judul bernama Kejujuran sebagai Cermin Kepribadian. dalam pembahasan kali ini terbagi menjadi dua sub judul yaitu, Makna Kejujuran yang mencakup Pengertian Jujur, Pengertian Kejujuran, Pembagian Sifat Jujur dalam Kehidupan, dan yang kedua adalah Dalil Al-Quran dan Hadis tentang Perintah Berlaku Jujur. Langsung saja kita menuju pembahasan di bawah ini.
Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridaan Allah Swt. Sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang merupakan faktor terkuat yang mendorong seseorang berbuat kemunkaran dan menjerumuskannya ke jurang neraka. Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran. Kejujuran akan menciptakan ketenangan, kedamaian, keselamatan, kesejahteraan, dan kenikmatan lahir batin baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sementara, kedustaan menimbulkan kegoncangan, kegelisahan, konflik sosial, kekacauan, kehinaan, dan kesengsaraan lahir dan batin baik di dunia apalagi di akhirat.
A. Makna Kejujuran
- Pengertian Jujur
Arti dari kata Jujur di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya); tidak curang (misalnya dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku; tulus; ikhlas, sedangkan arti dari kata Kejujuran di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat keadaan jujur; ketulusan hati; kelurusan hati.Kata jujur di dalam bahasa Arab (as-sidqu atau siddiq) yang berarti benar, nyata, atau disebut juga denga berkata benar sesuai apa yang ada. Lawan kata jujur adalah dusta atau dalam bahasa Arab (al-kazibu). Arti kata jujur secara istilah bermakna kesesuain anata ucapan dan perbuatan, kesesuaian anatara informasi dan kenyataan, kemantapan dan ketegasan hati, dan suatu hal yang baik yang tidak dicampuri dengan kebohongan atau kedustaan. - Pembagian Sifat Jujur dalam Kehidupan
Menurut Imam al-Gazali sifat jujur atau benar, siddiq dalam bahasa Arab, Pembagian sifat jujur dibagi menjadi tiga yaitu, sebagai berikut.
a. Jujur dalam niat atau berkehendak, artinya dorongan tindakan atau segala sesuatu hal yang dikerjakan oleh kita harus karena dorongan Allah Swt dan tidak ada dorongan tindakan selain dari Allah Swt.
b. Jujur dalam perkataan atau lisan, artinya setiap orang tak terkecuali kita haruslah dapat memelihara perkataan atau lisannya masing-masing. semua yang akan dikatakan harus berdasarkan pada kenyataan yang kita dapatkan, serta harus dapat menjaga kesesuaian berita yang diterima dan juga berita yang disampaikan. Menepati janji merupakan bentuk nyata dari sifat jujur di dalam diri kita karena kita selalu menjaga lidah atau lisan kita dengan cara menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang telah terjadi.
c. Jujur dalam perbuatan atau amaliah, artinya kita haruslah bisa menjaga supaya kita dapat selalu beramal dengan sungguh-sunggguh, dengan kita berbuat atau beramal dengan sungguh-sungguh menjadikan perbuatan lahirya tidak menujukan suatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya untuk selalu beramal dengan sungguh-sungguh.
- Q.S. al-maidah/5:8 yang artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Kandungan ayat : ayat di atas menunjukan bahwa seluruh kaum muslimin harus melaksanakan amal dan pekerjaannya masing-masing baikpekerjaan yang berkaitan dengan urusan keagamaan ataupun pekerjaan atau kegiatan yang berkaitan dengan urusan keduniawian dengan baik, jujur, cermat, dan ikhlas hanya karena Allah Swt. dengan begitu kita bisa meraih kesuksesan dan memperoleh balasan yang diharapkan dan tentunya tetap dalam ketakwaan terhadap Allah Swt. Menurut Ibnu Kasir, maksud ayat di atas adalah agar orang-orang yang beriman menjadi penegak kebenaran karena Allah Swt, bukan karena manusia atau karena mencari popularitas, menjadi saksi dengan adil dan tidak curang, jangan pula kebencian kepada suatu kaum menjadikan kalian berbuat tidak adil terhadap mereka, tetapi terapkanlah keadilan itu kepada setiap orang, baik teman ataupun musuh karena sesungguhnya perbuatan adil menghantarkan pelakunya memperoleh derajat takwa. - Q.S. at-taubah/9:119yang artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah Swt. dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.
Kandungan ayat : Allah Swt memberikan bimbingan kepada orang-orang yang beriman agar mereka senantiasa tetap dalam ketakwaan serta selalu mengharapkan rida Allah Swt dengan cara menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya, dan hendaklah selalu bersama orang -orang yang jujur dan benar. - Hadis dari Abdullah bin Mas'ud ra.Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah saw. bersabda, Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai pendusta. (H.R. Muslim).